2 Sisi Mata Uang Lembur Pakuan Rumah Dedi Mulyadi: Wisata & Orang Telantar

Jul 17, 2025 - 13:33
 0  0
2 Sisi Mata Uang Lembur Pakuan Rumah Dedi Mulyadi: Wisata & Orang Telantar
ilustrasi Lembur Pakuan rumah Dedi Mulyadi. Foto: Ahmad Sopandi/Shutterstock
ilustrasi Lembur Pakuan rumah Dedi Mulyadi. Foto: Ahmad Sopandi/Shutterstock

Lembur Pakuan, rumah Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi di Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, bak dua sisi koin mata uang karena viralnya.

Selain menjadi destinasi wisata baru dengan alam persawahan dan desa yang bersih, Lembur Pakuan menjadi tempat mereka yang mengincar uang Dedi—yang datang karena melihat Dedi di medsos kerap membagi-bagikan uang. Padahal, Dedi tak selalu pulang ke sana.

Tak Punya Ongkos Pulang

Banyak orang nekat ke Lembur Pakuan tanpa memiliki ongkos untuk pulang, seperti disampaikan Kepala Seksi Perlindungan Korban Tindak Kekerasan, Perdagangan Orang dan Orang Telantar Dinas Sosial Kabupaten Subang, Sri Mulyani.

Padahal, sebagaimana catatan Dinsos, orang-orang itu bukan hanya berasal dari pulau Jawa, ada juga yang dari Kota Padang, Medan, Makassar, Manado, bahkan kota di Lampung.

Pada Juni 2025, Dinsos menerima 64 orang yang telantar lantaran tak punya ongkos pulang. Dinsos bahkan pernah menerima laporan sampai 5 orang telantar per hari.

"Rata-rata orang telantar yang datang ke Lembur Pakuan itu adalah orang-orang yang ada dalam kesulitan ekonomi, sehingga mereka datang ke sana dengan harapan mendapatkan bantuan seperti pekerjaan, modal usaha, bahkan uang untuk melunasi utang. Ada juga seorang ibu yang membawa seorang bayi karena ditinggal suaminya," kata Sri, Kamis (17/7).

Anggaran Dinsos Subang untuk tahun 2025, yang hanya dapat melayani 258 orang telantar, sudah habis per Juni ini untuk memulangkan orang-orang telantar tersebut.

Dedi Mulyadi: Memang Jadi Tempat Mengadu

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dok: Pemprov Jabar
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dok: Pemprov Jabar

Dedi pun mengakui Lembur Pakuan memang menjadi tempat orang-orang menaruh harapan.

"Tempat orang mengadu, ada yang dari Madura, dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dari Palembang, Lampung, sampai Sumatera Barat," kata Dedi kepada kumparan, Kamis (17/7).

Dedi menjelaskan, biasanya orang dari luar Jabar akan mendatangi polsek, lalu pihak polsek mengarahkannya ke Lembur Pakuan."Setiap hari yang datang ke Lembur Pakuan pasti diberi makan; kalau ia bermasalah dengan hukum akan diberi pengacara; kalau ia sakit langsung dikirim ke RS, dan rata-rata banyak yang penderita stroke juga dikirim ke Rumah Sehat Kang Haris dan biasanya itu selama dirawat kami biayai untuk makan dan minumnya," kata Dedi.

Dedi memastikan orang-orang yang kesulitan itu akan mendapat bekal bila pulang dari Lembur Pakuan. "Kami, tidak pernah mereka pulang tanpa transport, pasti kami berikan transport," ujarnya.

"Di kami banyak data tiket, yang ke Sumatera itu, banyak yang diberikan tiket pesawat, bahkan sampai tiketnya Rp 2,7 juta. Kami enggak pernah kasih pesawat jelek, pasti pesawat yang bagus," kata Dedi.

Terkait Dinsos Subang yang mengeluhkan anggarannya habis, Dedi menyebut itu kasuistik. "Waktu itu tim yang bertugas di situ (Lembur Pakuan) masih baru, jadi belum paham SOP yang saya terapkan, sehingga ada yang diarahkan ke Dinsos, tapi jumlahnya juga tidak banyak," ujarnya.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0